
Tiupan angin yang kian kemari
Membawa berita tentang dunia
Melihat gedung suci yang dulu terbuka lebar
Kini menjadi tertutup rapat
Sungguh canggih yang melanda dunia ini
Menghambat semua aktivitas manusia
Kehidupan sosial semakin sunyi senyap
Termasuk gereja yang ditutup tanpa penghuni
Ooooh… gedungku yang suci
Bersabarlah dahulu menanti kami, untuk datang mengunjungimu
Kami tak ada niat meninggalkan rahimmu
Tetapi, saat ini hidup kami sedang dalam pencobaan
Melihat rahimmu yang kini kosong
Kami ingin kembali untuk menghiburnya
Dengan duduk, berdiri, berlutut, bernyanyi dan berdoa
Kami mengurung diri sementara waktu saja
Menunggu api wabah ini meninggalkan kami
Kami menghindar bukan karena takut
Tetapi, agar penghunimu tidak ada yang sakit
Tuhan penolong kami
Pulihkan kembali situasi kami
Kami ingin bertemu satu dengan yang lain
Untuk memasyhurkan nama-Mu Yang Kudus
Kami ingin gedung gereja terbuka kembali
Dan menikmati kedamaian hidup di dalam rahimnya
Penulis,
Antonius Sadarman Gea
(Mahasiswa STP Dian Mandala)