Ikut Memeriahkan Pesta Nama Pelindung dan Paskah Paroki Roh Kudus Lahusa Gomo

Pada hari Minggu, 20 Mei 2018 Sivitas Akademika STP Dian Mandala terlibat secara penuh dalam memeriahkan Pesta Nama Pelindung dan Paskah Paroki Roh Kudus Lahusa Gomo. Kegiatan ini dilaksanakan di Helezalulu, Kecamatan Lahusa, Kabupaten Nias Selatan yang dimulai dengan Perayaan Ekaristi dan dilanjutkan lomba vokal grup antar-stasi se-Paroki Roh Kudus Lahusa Gomo. Perayaan Ekaristi dipimpin oleh Pastor Dekanus-Dekanat Nias dan para Pastor lain sebagai konselebran, Bupati Nias Selatan beserta rombongan, dan seluruh umat di Paroki Roh Kudus Lahusa Gomo. Selain itu, beberapa dosen mendampingi mahasiswa STP Dian Mandala untuk menyukseskan acara tersebut. Tugas yang dihandel para mahasiswa adalah tarian, mazmur, dan paduan suara (kor). Tujuan dari keterlibatan Sivitas Akademika STP Dian Mandala pada waktu yang tepat itu adalah untuk bersatu dengan umat dan menampilkan wajah serta bakat-bakat yang dimiliki oleh mahasiswa.

Kerasulan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Gunungsitoli

Oleh: Elisabet Subiati, S.S., Lic.Th.

(Dosen Tetap STP Dian Mandala)

Kerasulan di Penjara yang dilakukan dosen STP Dian Mandala (Elisabet Subiati, S.S., Lic.Th.) bersama beberapa mahasiswa. Kerasulan tersebut diwujudkan dalam bentuk Ibadat Sabda pada hari Minggu, 29 April 2018 yang lalu. Terkait dengan kegiatan kerasulan di LAPAS ini, salah seorang mahasiswa mengatakan bahwa kerasulan kali ini agak berbeda dari kerasulan-kerasulan yang biasa dilakukan di tengah-tengah umat, yakni di paroki dan di stasi. Mahasiswa yang lain mengungkapan demikian: “Tadi ketika mulai masuk ruangan rasanya tegang banget, tapi setelah berjumpa para Napi, berbincang-bincang dan beribadat bersama dengan mereka akhirnya apa yang dibayangkan tentang para Napi ditransformasi menjadi baru.”

Ibadat Sabda bersama para Napi dilaksanakan di dalam sebuah ruangan yang cukup terjamin dan nyaman, dilengkapi dengan sarana-sarana seperti orgen, dan sebagainya yang diharapkan akan membantu rehabilitasi dan pembinaan kembali para Napi. Ketika Ibadat Sabda dimulai, suster Elisabet mencoba membangun suasana yang diharapkan akan membantu para Napi untuk menyadari bahwa Allah adalah Bapa yang berbelaskasih, yang peduli dan tidak pernah meninggalkan. Allah yang kita panggil sebagai Bapa juga sedih melihat kemalanganmu, demikian suster Elisabet mengajak para Napi untuk membuka hati akan Sabda Allah yang akan dibacakan dalam Ibadat.

Ibadat Sabda kali ini berjalan dengan lancar. Para Napi tidak hanya ikut-ikutan saja dalam kegiatan ini, tapi mereka sungguh-sungguh mengikuti Ibadat, hal itu tampak nyata ketika suster Elisabet bertanya kalimat mana dari bacaan tadi yang masih Anda ingat? dua orang di antara para Napi mengatakan ini: “Akulah pokok anggur yang benar” dan “diluar Aku kamu tidak berbuah”. Akhirnya, suster Elisabet memulai renungannya dari kalimat yang diucapkan kua Napi ini. Dalam renungannya, suster Elisabet mengatakan bahwa Yesus bukan saja pokok Anggur yang abal-abalan atau palsu, tapi Ia adalah pokok Anggur yang Benar. Kebenaran Yesus terletak pada keinginanNya, supaya setiap ranting berbuah banyak. Namun, ada ranting yang tidak berbuah. Mengapa? Karena ada saluran yang tersumbat, maka supaya saluran lancar kembali apa yang perlu dilakukan? membuka sumbat. Diakhir renungannya ada dua niat yang ditawarkan oleh suster Elisabet, yang pertama mau mengampuni siapa saja dan yang kedua menolong siapa saja tanpa mengharapkan balasan.

Kegiatan di LAPAS tersebut dapat terlaksana berkat bantuan dari berbagai pihak, terutama terima kasih kepada para petugas LAPAS yang telah berkenan memberikan kesempatan untuk melakukan kerasulan dan juga terima kasih kepada bapak Sitepanus Zebua yang telah berkenan membantu kelancaran pelaksanaan tugas kerasulan ini. Ucapan terima kasih juga kepada mahasiswa, semoga pengalaman ini dapat menambah wawasan yang akan bermanfaat bagi Anda di masa sekarang maupun di masa mendatang.

Kerasulan di Rumah Sakit Umum Gunungsitoli

Membawakan Renungan

Pada hari Kamis, 26 April 2018 salah seorang dosen STP Dian Mandala Elisabet Subiati, S.S., Lic.Th., melakukan kerasulan di Rumah Sakit Umum Gunungsitoli. Ia adalah seorang suster SdC. Dalam kunjungannya di RSU Gunungsitoli, ia menyetir kembali kata-kata Paus Fransiskus pada hari peringatan orang sakit sedunia tahun 2018 bahwa: “Salib tidak menghadirkan tragedi – keputus-asaan, justru salib menunjukan kemuliaan cinta Yesus hingga titik terakhir”. Hal ini disampaikanketika membuka renungannya di hadapan kurang lebih 20 orang karyawan dan staf pegawaiRSU Gunungsitoli. Pesan Paus Fransiskus pada peringatan orang sakit yang ke-26 itu bertolak dari Injil Yohanes 19:26-27, yang mengatakan: “Ibu, inilah anakmu…, dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam  rumahnya”.

 

Foto bersama Staf – Pegawai RSU Gunungsitoli

Di akhir renungannya, suster Elisabet membawakan doa permohonan bagi para karyawan dan staf pegawai di Rumah Sakit tersebut. Sebelum kegiatan itu diakhiri, Pendeta Eve atau salah seorang staf rumah sakit yang bertugas di bagian pelayanan rohani menyampaikan sepatah – dua patah kata dengan merangkum apa yang sudah disampaikan oleh suster Elisabet dengan statement demikian: ”Salib bukanlah tempat keputusasaan tetapi tempat untuk berempati pada penderitaan orang lain; Salib adalah tempat pernyataan komitmen hidup setia; Salib adalah sarana untuk mengasihi sampai terluka, hadir sebagai seorang ibu yang memiliki hati Bapa; Salib adalah alat pengingat untuk tetap hidup menjadi berkat”.

Kegiatan kerasulan atau kunjungan ke RSU Gunungsitoli ini, merupakan salah satupengabdiaan kepada masyarakat. Dengan kata lain, setiap dosen STP Dian MandalaGunungsitoli dianjurkan untuk melaksanakannya. Oleh karena itu, terima kasih kepada pihak RSU Gunungsitoli atas kerja sama yang baik dengan pihak lembaga pendidikan STP Dian Mandala. Semoga pengabdian tersebut dapat bermanfaat kepada masyarakat.