Testimoni Mengenang 2 Tahun Wafatnya Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap., Uskup Keuskupan Sibolga

Hari ini kita mengenang 2 (dua) tahun meninggalnya Mgr. Ludovicus Simanullang, OFMCap., Uskup Keuskupan Sibolga.
Kesan saya selama bekerjasama dengan almarhum utamanya saat saya sebagai Asisten DPPI Paroki St. Maria BPB Gunungsitoli, dan juga sebagai Dewan Pembina STP Dian Mandala, saya kelompokkan dalam 4 (empat) bagian:

Arah Pelayanan Pastoral, saya mencatat 2 hal.
Pertama, alm Mgr. Ludovicus telah meletakkan dasar arah berpastoral yg baik. Seingat saya, tidak lama setelah beliau diangkat sbg Uskup Keuskupan Sibolga, beliau mengumumkan pelaksanaan Sinode I Tahun 2010 di Sibolga, dan selanjutnya pelaksanaan Sinode II Tahun 2015 di Gunungsitoli. Melalui Sinode ini, ditetapkan arah berpastoral yang baik, sebagaimana yang ditetapkan dalam visi-misa-renstra keuskupan, yakni para petugas pastoral di masing-masing paroki harus melengkapi dokumen perencanaan mempedomani program yang telah ditetapkan dalam Renstra Keuskupan Sibolga, yang dilengkapi dengan indikator-indikator untuk mencapai target atau indikator-indikator untuk mencapai keberhasilan. Semua program dan kegiatan wajib dievaluasi secara berjenjang, baik evaluasi tengah tahunan maupun evaluasi tahunan, mulai dari tingkat stasi, rayon, paroki sampai tingkat keuskupan. Dengan demikian tidak ada lagi program kegiatan yang seporadis, tetapi semuanya harus terarah sesuai dengan Rencana Strategi untuk mewujudkan Visi Gereja Katolik Keuskupan Sibolga yang mandiri, solider dan membebaskan.
Kedua, menyangkut pengeloaan keuangan yang tertib, transparan, dan akuntabel. Alm Mgr. Ludovicus sudah meletakkan dasar dan arah yang baik dengan sistem segi tiga, yaitu Pastor Paroki, Dewan Keuangan, dan Bendahara/Kasir. Dengan sistem segi tiga ini, Pastor Paroki tidak dapat secara bebas mengeluarkan uang tanpa sepengetahuan Dewan Keuangan, sehingga lebih tertib, dan uang kas paroki sungguh dimanfaatkan dengan baik unutk membiayai program dan kegiatan yang telah ditetapkan.

Dalam hal pengambilan keputusan, alm Mgr. Ludovicus sangat berhati-hati, arif dan bijaksana, serta mengedepan keputusan yang win-win solution, sehingga keputusan atau kebijakan beliau dapat diterima oleh semua pihak. Untuk ini, saya melihat beliau tidak segan utk bertanya, menelpon, atau memanggil orang yang dimintai pendapat, sehingga beliau memperoleh informasi atau fakta tentang suatu persoalan. Ini kekhasan kepemimpinan beliau, sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen dalam pengambilan keputusan.

Alm Ludovicus seorang Gembala yang sederhana, rendah hati, dan dekat dg umat, dan juga dengan pihak eksternal gereja. Hal ini tampak kalau beliau berbicara dan juga saat menghadiri acara-acara atau kegiatan formal. Selesai memimpin Misa, biasanya Mgr Ludovicus segera menjumpai umat di halaman gereja, menyapa dan menyalam umat, tak terkecuali dengan anak-anak. Pembawaan kegembalaannya bersahaja dan berwibawa.

Alm. Mgr. Ludovicus, dlm tugas Magisterium Gereja, memikirkan bgm cara mempersiapkan dan meningkatkan kualitas petugas pastoral yg telah dirintis sebelumnya oleh Mgr Anicetus B. Sinaga, yakni meningkatkan status STP Dian Mandala dari jenjang Diploma ke Program S-1, dan memberdayakan fungsi STP Dian Mandala sebagai sentral pembibitan kader petugas pastoral, baik sebagai Katekis, Guru Agama, dan Petugas Pastoral.

Gunungsitoli,
20 September 2020

Oleh: Samson P. Zai, S.H., M.H.