Berkanjang dalam Iman akan Kebangkitan

Blasius S. Yese, Pr

Suasana perayaan Paskah kita tahun ini sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Gereja-gereja sepi. Sebagian terbesar umat hanya bisa menjalankan ritual keagamaan di rumah masing-masing. Bila dimungkinkan, bisa mengikuti perayaan ekaristi secara audio-visual.  Suasana terasa mencekam, karena berada di bawah ancaman virus corona. Manusia tidak hanya mengambil sikap waspada dan merasa was-was, tetapi bahkan merasa takut dan panik. Virus corona telah mengobrak-abrik dunia. Hubungan satu sama lain terganggu. Antara satu dengan yang lain harus menjaga jarak fisik. Hidup perekonomian pun memprihatinkan. Banyak orang kehilangan pekerjaan dan sumber pendapatan. Sekolah dan perkuliahan dilakukan secara on-line. Pertemuan-pertemuan banyak dilakukan secara virtual melalui media sosial. Tanpa komando, warga dunia pun serentak bersatu dalam perang melawan virus yang telah memakan korban lebih dari setengah juta orang ini; dan puluhan ribu di antaranya telah meninggal dunia. 

Virus ini memang menjadi tantangan kemanusiaan dan iman. Di hadapan virus corona yang pandemik ini, manusia sungguh sadar akan kerentanan atau kerapuhannya. Dalam kesadaran itu, manusia amat membutuhkan keselamatan atas hidupnya. Keselamatan itu tak hanya diharapkan dari kemampuan dan upaya manusiawi, tetapi juga dari Allah. Social distancing dan physical distancing adalah bagian dari ungkapan kepedulian atas kehidupan. Ini menjadi salah satu cara memutus mata rantai penularan virus tersebut. Sebagai tantangan iman, kesadaran akan kerapuhan itu merupakan ruang bagi Allah untuk melakukan kehendak-Nya. Benar kata Sri Paus Fransiskus dalam homilinya pada kesempatan Adorasi Mahakudus, Jumat, 27 Maret 2020, bahwa โ€œIman dimulai ketika orang berada dalam kebutuhan akan keselamatanโ€. Oleh karena itu, kesadaran akan kerentanan mendorong kita makin tekun merawat harapan dan iman kita kepada Allah.  Dalam iman dan harapan itulah kita bertawakal di hadirat Allah.

Pada Jumat Agung, Yesus memperlihatkan kepada kita sisi kerapuhan-Nya sebagai manusia. Dia mengalami kesengsaraan atau penderitaan, yang berujung pada kematian-Nya di salib. Peristiwa itu amat mengguncangkan hidup para murid-Nya. Ada yang tak berani mengakui diri sebagai murid-Nya. Ada yang kecewa, lalu berusaha menghilangkan perasaan itu dengan kembali menekuni kesibukan mereka sehari-hari. Tetapi kemudian keadaan itu kembali berubah setelah peristiwa kebangkitan Tuhan pada Minggu Paskah. Kebangkitan menjadi titik balik yang baru untuk kembali kepada Yesus. Kebangkitan menjadi awal baru untuk mengatasi segala kecemasan, ketakutan dan kepanikan. Kebangkitan menjadi langkah baru untuk menata dan memulai kehidupan yang terbaharui. Kebangkitan Kristus menjadi jawaban yang jitu atas kerapuhan manusia. Kebangkitan Kristus menjadi alasan bagi kita untuk tetap memiliki harapan dalam situasi hidup yang bagaimanapun. Iman akan kebangkitan menjadi sumber kekuatan kita untuk memerangi perasaan panik dan pesimis. Yesus Kristus lebih dari sekadar seorang tabib yang menyembuhkan orang sakit. Dia adalah pokok keselamatan dan sumber kehidupan. Sebab Dia sendiri adalah kebangkitan dan kehidupan. Kunci untuk mendapatkan itu adalah iman (bdk. Yoh. 11: 25-26; 6:40).

Kadang-kadang muncul komentar naif yang menilai bahwa pembatasan menjalankan ritual keagamaan secara bersama di gereja menandakan kurang beriman. Cara demikian adalah jalan untuk menyelamatkan. Upaya-upaya manusiawi yang wajar adalah jalan-jalan iman. Keadaan luar biasa karena virus corona membuat kita memiki banyak waktu untuk hadir dalam keluarga. Keluarga sebagai ecclesia domestica harus menjadi ruang untuk bertumbuh dan berkembangnya iman akan kebangkitan. Keadaan kita sekarang ini seperti keadaan para murid Yesus dulu yang terkurung dalam rumah. Tuhan kemudian datang mengunjungi kita dan memberikan salam ยซDamai sejahtera bagi kamuยป (Yoh. 20:19; Mt. 28:9; Luk. 24:36). Kedatangan dan salam-Nya itu tidak hanya kian meyakinkan kita bahwa Dia sudah bangkit, namun serentak memberi kita kekuatan dan penghiburan. Oleh karena itu, entah bagaimanapun situasi hidup kita, semoga kita tetap berkanjang dalam iman dan harapan akan kebangkitan. Itulah pokok penghiburan kita.

—-&&&—-

Blasius S. Yese, pr

STP DIAN MANDALA BERBAGI KASIH DI TENGAH COVID-19

Pandemi virus corona (Covid-19) yang melanda dunia saat ini, tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat saja melainkan pada kesejahteraan banyak orang. Selain masyarakat mengalami kekhawatiran dari penularan Covid-19 yang begitu cepat juga sangat mengeluhkan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok keluarga.

Sebagai upaya membantu perekonomian masyarakat yang sedang sulit, lembaga STP Dian Mandala berbagi kasih untuk memberikan makanan siang siap saji para tukang becak, tukang parkir, orang berkebutuhan khusus, gelandangan/pengemis dan bantuan kebutuhan pokok kepada beberapa keluarga kurang mampu, Sabtu (25/04/2020).

Kegiatan berbagi kasih ini dilaksanakan oleh dosen, pegawai dan beberapa mahasiswa STP Dian Mandala. Pertama, pos pelayanan untuk memberikan makanan siang siap saji para tukang becak diadakan di halaman kampus STP Dian Mandala yang dimulai dari pukul 11.00 – 13.00 WIB, sebanyak 75 nasi kotak. Kedua, pada waktu yang bersamaan tim turun ke lapangan untuk membagikan 30 nasi kotak kepada tukang parkir, orang berkebutuhan khusus dan pemulung di jalanan serta gelandangan/pengemis di kaki lima pertokoan. Ketiga, pada sore harinya dilanjutkan membagikan kebutuhan pokok rumah tangga kepada 20 kepala keluarga berupa beras 10 kg, telur 1 papan, bihun putih dan kopi instan.

Fransiskus T. S. Sinaga, S.Ag., M.Th., selaku Ketua STP Dian Mandala Gunungsitoli mengatakan bahwa sebagai lembaga sivitas akademika atau akademisi terpanggil untuk membantu masyarakat pada situasi yang sulit saat ini karena akibat dari pandemi Covid-19. Memang, masyarakat di Kepulauan Nias khususnya di Kota Gunungsitoli belum kedengaran ada yang positif Covid-19 sampai hari ini, tetapi masyarakat seperti tukang becak mengalami dampaknya karena tidak memperoleh penghasilan sebagaimana mestinya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, meskipun bantuan ini begitu sederhana atau tidak berskala besar, tetapi sangat berguna bagi mereka yang membutuhkan. Selain itu, kegiatan yang dilakukan merupakan pengabdian kepada masyarakat dan sekaligus sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama yang beragama Kristen Protestan, Islam dan Katolik yang ada di sekitar Kota Gunungsitoli. Tentu, lembaga STP Dian Mandala tidak hanya berhenti sampai hari ini, namun kita memprogramkan kegiatan berikut pada minggu kedua bulan Mei mendatang untuk berbagi kasih kepada sahabat-sahabat kita muslim yang sedang berpuasa dan akan kita disiapkan kepada 70 kepala keluarga berupa beras 5 kg, telur 10 butir dan minyak goreng 1 kg, ujarnya.

Sementara itu, salah seorang yang tidak mau disebutkan namanya ketika menerima bantuan kasih dari STP Dian Mandala, ia menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi kegiatan yang dimaksud karena telah meringankan beban masyarakat kecil serta membantu pemerintah daerah di tengah penyebaran Covid-19, pungkasnya.

Penulis,

Gizakiama Hulu, M.Ag.

๐ƒ๐€๐‘๐ˆ ๐Š๐„๐†๐„๐‹๐€๐๐€๐ ๐Œ๐„๐๐”๐‰๐” ๐‚๐€๐‡๐€๐˜๐€

Ibu Kartini adalah sosok tokoh yang sangat inspiratif bagi kaum perempuan Indonesia. Beliau adalah pahlawan bangsa.

Ia telah mengubah penderitaan โ€œsituasi kegelapan” perempuan dari kungkungan adat pada zaman itu seperti tidak diperkenankan dengan bebas mengenyam pendidikan di bangku sekolah/kuliah, hidupnya dipingit atau diatur dengan sangat ketat dan dijodohkan dengan orang-orang yang tidak dikenal. Singkatnya, hidup seakan dikendalikan oleh “orang lain”.

Suasana kegelapan ini berubah karena Ibu Kartini berusaha melawan kungkungan dan tekanan itu. Ia berusaha membawa kaumnya untuk bisa mengecap pendidikan setinggi-tingginya dan kaum perempuan bisa menentukan arah hidupnya menjadi lebih baik. Inilah yang dimaksud dari kegelapan menuju cahaya.

Hari ini, lagu Nasional dengan judul “IBU KITA KARTINI” tidak berkumandang lantang dan nyaring di sekolah-sekolah karena semua murid, mahasiswa, guru, dosen, simpatisan dan tokoh-tokoh pendidikan semuanya belajar mandiri dan mengajar dari rumah masing-masing oleh pandemi virus corona (Covid – 19).

Virus corona bisa membuat mulut kita tidak menyanyikan lagu “IBU KITA KARTINI ” karena “masker” yang menutupi mulut kita. Akan tetapi, semangat juang, gelora spirit, roh dan jiwa Kartini tetap merasuk, mengkristal dan menggeliat dalam sanubari kaum perempuan Indonesia.

Di STP Dian Mandala, mahasiswanya adalah kaum perempuan yang paling banyak dan dosen serta pegawai-stafnya pun ada dari kalangan kaum perempuan. Kaum perempuan di STP Dian Mandala memberi warna prestasi belajar dan kualitas kerja yang membanggakan. Kreasi dan inovasi serta inisiatif selalu mendandani hidup mereka. Mereka sungguh bercahaya seperti moto STP Dian Mandala: “BERCAHAYALAH”.

Terima kasih Ibu Kartini atas jasa dan spiritmu, sehingga kaum perempuan Indonesia dan di kampus kami, mereka masih BERCAHAYA sampai saat ini.

Penulis,
Fransiskus T. S. Sinaga, S.Ag., M.Th.

Editor,
Gizakiama Hulu, M.Ag.

๐‚๐Ž๐•๐ˆ๐ƒ-๐Ÿ๐Ÿ— “๐Œ๐„๐๐†๐”๐‰๐ˆ ๐Š๐„๐“๐€๐€๐“๐€๐ ๐”๐Œ๐€๐“ ๐Š๐€๐“๐Ž๐‹๐ˆ๐Š”

Siapa yang menyangka bahwa Corona Virus Disease (Covid – 19) atau lebih dikenal dengan sebutan Virus Corona yang berasal dari Wuhan โ€“ Cina, dapat menggelisahkan hingga separuh dunia. Virus yang berkembang dengan cepat ini, telah menelan korban hingga ribuan orang. Di Indonesia sendiri telah ratusan orang meninggal dunia akibat dari terinveksi, ratusan orang juga berstatus โ€œOrang Dalam Pantauanโ€ (ODP) dan โ€œPasien Dalam Pengawasanโ€ (PDP).

Novel corona virus (Covid โ€“ 19) adalah virus baru yang menyebabkan penyakit dalam saluran pernapasan. Virus yang masih satu kelompok dengan virus MERS dan SARS ini, membuat orang yang dihinggapinya dapat mengalami demam tinggi, batuk, pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, letih, lesu dan pada akhirnya meningal dunia. Virus ini berkembang denan cepat lewat tetesan pernapasan dari batuk dan bersin orang.

Melihat perkembangan virus ini yang begitu cepat, pemerintah mengambil langkah penanganan lewat kebijakan penanganan bagi yang terinveksi dan himbauan kepada yang masih sehat. Salah satu kebijakan yang dikeluarkan adalah himbauan untuk menghindari kerumunan massa atau lebih tepatnya tetap berada di rumah masing-masing. Keputusan sekaligus himbauan ini berlaku untuk seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali. Gereja yang juga bagian dari Masyarakat ikut mematuhi keputusan dan himbauan ini.

Akibat dari keputusan dan himbauan ini, pihak Gereja juga turut diajak untuk memberi himbauan kepada Umat untuk tetap waspada akan perkembangan virus ini. Sebagai langkah bersama yang mendukung pemerintah dalam memutus rantai perkembangan virus ini, Gereja mengambil keputusan untuk sementara tidak melaksanakan ibadat bersama di gereja melainkan Umat dihimbau untuk melaksanakan ibadat di rumah masing-masing.

Keputusan yang dikeluarkan oleh pihak Gereja, merupakan salah satu keputusan yang sangat sulit untuk diterima oleh Umat Katolik. Menjadi sulit diterima oleh umat karena saat dimana keputusan ini dikeluarkan sangat mengganggu iman; terlebih dalam merayakan Oktaf Paskah yang merupakan puncak iman ke-Katolik-an. Walaupun demikian, demi gerakan bersama untuk memutus rantai perkembangan virus ini, keputusan tetap dijalankan.

Sebagai Umat Katolik, keputusan dari pihak Gereja ini sekaligus menjadi ujian iman. Ujian iman yang dimaksudkan dapat dijelaskan dalam 2 hal. Pertama: Umat Katolik diuji keimanannya dalam merayakan Paskah besama keluarga di rumah masing-masing. Paskah yang adalah saat di mana Tuhan lewat, merupakan saat di mana kesiapan keluarga menyambut Tuhan yang lewat itu (bdk. Keluaran 12:1-28). Dalam tradisi Kitab Suci Perjanjian Lama, kata paskah bermakna: melindungi, membebaskan, lewat dan menyelamatkan (bdk. Yesaya 31:5). Ujian pertama ini mengajak umat beriman untuk mencoba melihat keluarganya masing-masing, apakah masih bisa berkumpul, berdoa dan makan bersama. Di sini bisa juga bisa diketahui bahwa iman sejati mulanya berkembang dari dan dalam keluarga. Kedua; Umat Katolik diuji ketaatannya kepada Gereja dan Negara. Mgr. Albertus Soegijapranata terkenal sebagai tokoh nasional dengan semboyannya: 100% Katolik dan 100% Indonesia. Semboyan ini merupakan semboyan yang tetap digaungkan hingga saat ini oleh semua Umat Katolik di seantero nusantara. Di sini Umat Katolik juga diuji ketaatannya terhadap himbauan pemerintah yang kemudian dilanjutkan oleh pihak Gereja. Yesus sendiri pernah mempertegas kepada semua orang bahwa; berilah kepada kaisar apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah (Markus 12:17). Sebagai pengikut Kristus, kita juga diuji apakah melalui iman yang kita miliki dapat taat kepada pemerintah? Sebagai Umat Katolik yang baik, kita dipanggil untuk beriman kepada Kristus yang adalah dasar Gereja dan kepada Negara yang adalah tempat kita berpijak. Sebagai Umat beriman Katolik, kita dipanggil untuk menjadi warga negara yang membantu pemerintah untuk memutus rantai perkembangan Covid โ€“ 19.

Kehadiran Corona Virus Disease (Covid – 19) atau lebih dikenal dengan sebutan Virus Corona tentu merupakan salah satu ujian iman bagi Umat Katolik. Namun memutus rantai perkembangan virus ini merupakan tugas bersama. Mesti diingat bahwa keprihatinan ini bukan hanya keprihatinan pemerintah melainkan keprihatinan Gereja juga (bdk. Gaudium et Spes, no. 1). Seluruh keprihatinan ini semuanya tertuju kepada perkembangan sejati manusia dan masyarakat (bdk. Sollicitudo Rei Socialis, no. 1). Maka, Pemerintah dan Gereja tentunya memberikan keputusan bukan untuk memperkeruh suasana melainkan untuk keselamatan kita bersama sebagai warga negara dan warga Gereja yang baik.

Gunungsitoli, 09 April 2020.

Penulis: Katekis Ingatan Sihura, S.Ag. (Alumnus STP Dian Mandala)

๐‹๐€๐†๐” ๐‚๐Ž๐‘๐Ž๐๐€ ๐•๐„๐‘๐’๐ˆ ๐Ž๐๐Ž ๐†๐€๐”๐Š๐Ž

Lagu ๐‘ฐ๐‘น๐‘จ๐‘ถ๐‘ต๐‘ถ ๐‘บ๐‘ฐ๐‘ฏ๐‘ฐ๐‘ต๐‘ถ ๐‘ซร•๐‘ณ๐‘จ (๐‘ถ๐‘ต๐‘ถ ๐‘ฎ๐‘จ๐‘ผ๐‘ฒ๐‘ถ) dipopulerkan oleh bapak ๐—™๐—”๐—ข๐——ร•๐——ร•๐—šร• ๐—ญ๐—˜๐—š๐—”. Dia menciptakan lagu itu pada masa-masa mendekati hari proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hidup pada dua era penjajahan di Indonesia, yakni Belanda dan Jepang maka membuatnya merasakan perihnya masa-masa penjajahan. Kondisi inilah yang membuatnya terinsipirasi menciptakan lagu sebagai usaha mempertahankan dan memperjuangkan nasib masyarakat Nias.

Situasi sekarang, bukanlah Belanda dan Jepang yang menjajah kita melainkan pandemi virus corona (Covid-19). Pada masa perjuangan ini, kita diberi beragam-ragam himbauan demi keselamatan diri sendiri dan sesama. Salah satunya adalah melalui lagu ๐‚๐Ž๐‘๐Ž๐๐€ yang di-cover oleh beberapa dosen, alumni dan mahasiswa STP Dian Mandala. Peng-cover-an ini dilakukan melalui social distancing, maka maklumi suaranya tapi ambil hikmat dan maknanya dari lirik lagu yang dimaksud.
๐‘บ๐’†๐’Ž๐’๐’ˆ๐’‚ ๐’ƒ๐’†๐’“๐’Ž๐’‚๐’๐’‡๐’‚๐’‚๐’•!

๐—Ÿ๐—ถ๐—ฟ๐—ถ๐—ธ:
Inรตtรต iadaโ€™a ba zi so ita
tenga simane inรตtรต mefรตna
Bรตi ua anรตrรต honogรตโ€™รต
Faigi gรตi waโ€™auri zato

Yaโ€™ita iraono sihino dรตla
Be duma-duma ba mbanua
Oโ€™รต niwaโ€™รต famareta
Sasai danga ba okhoiโ€™รตgรต

Ba bรตi ua fahadรต-hadรตโ€™รต
Ba bรตi ua fara’u-ra’u tanga
Enaรต lรต gรตna ita corona

#dirumahaja
#lindungidiri
#lindungisesama
#salamcorona
#stpdianmandalahadiruntukanda

๐—”๐—ก๐—ง๐—œ๐—ฆ๐—œ๐—ฃ๐—”๐—ฆ๐—œ ๐—–๐—ข๐—ฉ๐—œ๐——-๐Ÿญ๐Ÿต, ๐—ž๐—˜๐—ง๐—จ๐—” ๐—ฆ๐—ง๐—ฃ ๐——๐—œ๐—”๐—ก ๐— ๐—”๐—ก๐——๐—”๐—Ÿ๐—” ๐—Ÿ๐—”๐—ž๐—จ๐—ž๐—”๐—ก ๐—ฃ๐—˜๐—ก๐—ฌ๐—˜๐— ๐—ฃ๐—ฅ๐—ข๐—ง๐—”๐—ก ๐——๐—œ๐—ฆ๐—œ๐—ก๐—™๐—˜๐—ž๐—ง๐—”๐—ก ๐——๐—œ ๐—Ÿ๐—œ๐—ก๐—š๐—ž๐—จ๐—ก๐—š๐—”๐—ก ๐—ž๐—”๐— ๐—ฃ๐—จ๐—ฆ

Penyemprotan disinfektan dilakukan di lingkungan kampus Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Dian Mandala Gunungsitoli sebagai langkah antisipasi penyebaran Corona Virus Disease (Covid – 19). Upaya itu dilakukan langsung oleh Ketua STP Dian Mandala, Fransiskus T. S. Sinaga, S.Ag., M.Th untuk menjadikan lingkungan kampus steril dari pelbagai virus dan mikroorganisme yang merugikan manusia, terutama pandemi Covid โ€“ 19 yang telah menjadi bencana saat ini.

Penyemprotan ini menyasar di beberapa ruangan seperti ruang fungsionaris, ruang dosen, ruang BAAK/BAUK, ruang kelas mahasiswa, ruang auditorium, ruang perpustakaan, ruang lab komputer, ruang diskusi mahasiswa, ruang SEMA, ruang jaga, ruang tamu, kantin, teras, tangga dan dapur pada hari Kamis (02/04/2020).

Dalam prosesnya, kegiatan ini merupakan inisiatif Ketua STP Dian Mandala dalam rangka membantu pemerintah daerah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid โ€“ 19, khususnya di lingkungan kampus.

Selain penyemprotan, selama masa darurat Covid – 19, pihak lembaga STP Dian Mandala juga terus melakukan dan melanjutkan serangkaian himbauan positif dari pemerintah pusat untuk mengedukasi mahasiswa dan masyarakat pada umumnya sebagai bentuk kepedulian melawan corona.

Fransiskus T. S. Sinaga, S.Ag., M.Th., mengatakan bahwa mari kita bersama-sama menjaga kebersihan rumah, tempat kerja dan lingkungan. Dengan melaksanakan penyemprotan seperti ini, berarti kita telah berusaha dan berupaya menjaga serta memelihara lingkungan agar tetap aman dan bersih. Karena itu, masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama serta saling bahu-membahu memutus mata rantai penyebaran virus corona, ujarnya.

Sementara itu, penyemprotan disinfektan merupakan standar penanggulangan virus dan tetap harus dilakukan, bahkan berkala. Tentu, tidak hanya di lingkungan kampus tetapi baiknya mahasiswa dan masyarakat melanjutkannya di rumah atau di lingkungan masing-masing.

Untuk pencegahan dan memberantas Covid – 19, tentunya kita diajak untuk bergandengan tangan membantu pemerintah dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungan serta melindungi diri dan sesama yang dimulai dari hal-hal sederhana.

๐’ซ๐‘’๐“ƒ๐“Š๐“๐’พ๐“ˆ,
๐’ข๐’พ๐“๐’ถ๐“€๐’พ๐’ถ๐“‚๐’ถ ๐ป๐“Š๐“๐“Š, ๐‘€.๐’œ๐‘”.

๐—•๐—˜๐—ฅ๐—ฆ๐—”๐— ๐—” ๐— ๐—˜๐—ก๐—–๐—˜๐—š๐—”๐—› ๐—ฉ๐—œ๐—ฅ๐—จ๐—ฆ ๐—–๐—ข๐—ฅ๐—ข๐—ก๐—”

Dalam rangka mewaspadai dan mencegah menjalarnya ๐•๐ข๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐‚๐จ๐ซ๐จ๐ง๐š ( ๐‚๐จ๐ฏ๐ข๐-๐Ÿ๐Ÿ—), maka lembaga STP Dian Mandala terus berupaya untuk mengedukasi dan mengingatkan para mahasiswa agar tetap menjaga kesehatan, menghindari kerumunan orang, menjaga jarak satu dengan yang lain dan lebih baik beraktivitas di rumah masing-masing, seperti himbauan dari pemerintah pusat akhir-akhir ini.

Pada hari Selasa, 17/03/2020 para dosen rapat bersama untuk menentukan langkah dan kebijakan lembaga dalam mengantisipasi berkembangnya ๐•๐ข๐ซ๐ฎ๐ฌ ๐‚๐จ๐ซ๐จ๐ง๐š (๐‚๐จ๐ฏ๐ข๐-๐Ÿ๐Ÿ—) yang telah menjadi persoalan bangsa Indonesia dan bahkan dunia saat ini.

Salah satu keputusan lembaga adalah mahasiswa diberi kesempatan untuk tetap belajar mandiri di rumahnya masing-masing selama beberapa minggu ke depan.

Berdasarkan keputusan lembaga, mahasiswa belajar mulai dari 20 Maret 2020 s/d 18 April 2020.

Selama belajar mandiri, setiap dosen akan menyiapkan strateginya dalam memberikan kuliah online, mengerjakan tugas dan mengerjakan soal-soal UTS (Ujian Tengah Semester) secara online.

Selain itu, lembaga menyiapkan surat pemberitahuan mahasiswa belajar mandiri di rumah masing-masing yang diserahkan kepada orang tua, wali atau donatur.

Harapan bersama adalah dalam menghadapi virus corona (covid – 19) tidak perlu panik tetapi perlu waspada.

๐—”๐—ฌ๐—ข ๐—ž๐—จ๐—Ÿ๐—œ๐—”๐—› ๐——๐—œ ๐—ฆ๐—ง๐—ฃ ๐——๐—œ๐—”๐—ก ๐— ๐—”๐—ก๐——๐—”๐—Ÿ๐—” ๐—š๐—จ๐—ก๐—จ๐—ก๐—š๐—ฆ๐—œ๐—ง๐—ข๐—Ÿ๐—œ

๐˜‰๐˜ถ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ฑ๐˜ฆ๐˜ฑ๐˜ข๐˜บ๐˜ข ๐˜ฅ๐˜ช๐˜ฃ๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฉ ๐˜ต๐˜ช๐˜จ๐˜ข
๐˜‹๐˜ช๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ด๐˜ข๐˜ต๐˜ถ ๐˜ต๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜จ๐˜ข๐˜ญ ๐˜ฅ๐˜ถ๐˜ข
๐˜’๐˜ข๐˜ญ๐˜ข๐˜ถ ๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ถ ๐˜ช๐˜ฏ๐˜จ๐˜ช๐˜ฏ ๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ญ๐˜ช๐˜ข๐˜ฉ
๐˜‘๐˜ข๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ฏ ๐˜ญ๐˜ถ๐˜ฑ๐˜ข ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ง๐˜ต๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฅ๐˜ช ๐˜š๐˜›๐˜— ๐˜‹๐˜ช๐˜ข๐˜ฏ ๐˜”๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ๐˜ข๐˜ญ๐˜ข

STP Dian Mandala salah satu Perguruan Tinggi Katolik yang berada di Kota Gunungsitoli. Lembaga ini mampu menghasilkan cendekiawan dan tokoh-tokoh Katolik di masa yang akan datang. Secara khusus menghasilkan guru Agama Katolik, Katekis dan Petugas Pastoral yang bergerak di pelbagai lini pelayanan seperti di Lembaga Pemasyarakatan, Rumah Sakit, Panti Asuhan, Kantor Kementerian Agama, Stasi, Paroki dan Keuskupan.

Selain itu, STP Dian Mandala berkiprah dalam mengembangkan minat dan bakat mahasiswa melalui kursus dan pelatihan-pelatihan non akademik misalnya paduan suara, vocal grup, musik, tari, katering, salon, menjahit, pertanian dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan seperti ini dipastikan dapat menjadi penunjang ilmu pengetahuan mahasiswa secara akademik.

Mahasiswa STP Dian Mandala Keuskupan Sibolga memang dikenal hanya yang beragama Katolik, karena mereka dipersiapkan untuk menjadi pengajar iman ke-Katolikan. Meskipun demikian, mahasiswanya tidak hanya berasal dari Keuskupan Sibolga melainkan ada beberapa mahasiswa yang berasal dari Keuskupan lain seperti Keuskupan Agung Medan, Keuskupan Padang, Keuskupan Agung Kupang, Keuskupan Agung Ende dan Keuskupan Atambua.

Saat ini, STP Dian Mandala memiliki 2 gedung kampus, yakni kampus 1 di Jl. Nilam No. 4 dan kampus 2 di Jl. Karet No. 33 yang kini pembangunannya hampir selesai. Selain sarana-prasarana yang memadai juga memiliki dosen-dosen yang berkompeten pada bidangnya masing-masing.

Oleh karena itu, dalam menyongsong Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) tahun akademik 2020/2021 maka STP Dian Mandala memberi iklan secara online dan manual. Iklan online bisa dilihat melalui laman facebook Dian Mandala dan Humas STP Dian Mandala โ€“ Nias serta website http://stpdianmandala.ac.id dan sedangkan iklan manual dilakukan melalui pembagian brosur di Stasi, Paroki dan Sekolah-sekolah serta pemasangan baliho di pelbagai daerah Kabupaten/Kota.

Adapun tempat pemasangan baliho STP Dian Mandala tahun 2020:

1. Di Jalan Karet, Kulurahan Ilir, Kecamatan Gunungsitoli, Kota Gunungsitoli

2. Di Jalan Merdeka, Desa Hiliweto, Kecamatan Gido, Kabupaten Nias

3. Di Jalan Golkar, Kelurahan Teluk Dalam, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan

4. Di Desa Muzoi, Kecamatan Lahewa Timur, Kabupaten Nias Utara

5. Di Desa Simeasi, Kecamatan Mandrehe, Kabupaten Nias Barat

๐’ซ๐‘’๐“ƒ๐“Š๐“๐’พ๐“ˆ,
๐’ข๐’พ๐“๐’ถ๐“€๐’พ๐’ถ๐“‚๐’ถ ๐ป๐“Š๐“๐“Š, ๐‘€.๐’œ๐‘”.

SELAYANG PANDANG STP DIAN MANDALA GUNUNGSITOLI KEUSKUPAN SIBOLGA

A. Pengantar
Bermula dari keprihatinan akan sangat kurangnya tenaga Guru Pendidikan Agama Katolik yang kualifaid di Keuskupan Sibolga pada tahun 1970-an, maka Uskup Keuskupan Sibolga yang saat itu dijabat oleh Mgr. Dr. Anicetus B. Sinaga, OFMCap, merintis pendirian Sekolah Pendidikan Guru Agama Katolik Dian Mandala yang disingkat dengan PGAK Dian Mandala. PGAK Dian Mandala menerima siswa baru perdana pada Tahun 1979 yang Direkturnya dijabat oleh P. Paulinus Manao, OFMCap. Pada Tahun 1989 PGAK Dian Mandala terakhir menerima siswa baru disebabkan oleh adanya:

  • Undang-Undang No 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menuntut para Guru di tingkat Pendidikan Dasar harus berijazah minimum Diploma Dua (D2). Konsekwensi dari Undang-Undang ini sekolah-sekolah keguruan tingkat SLTA seperti SPG dan PGA ditutup.
  • Surat Keputusan Direktur Jenderal Bimas Katolik Nomor: G. II/PP.01.1/295/90 yang salah satu isinya bahwa para Guru Agama Katolik di Sekolah Dasar harus disetarakan setingkat Diploma Dua (D2).

Menyikapi akibat dari Undang-Undang No 2 Tahun 1989 dan Surat Keputusan Dirjen Bimas Katolik tersebut di atas, Uskup Sibolga menugaskan :

  • Drs. Wilhelm W. Ndruru yang saat itu menjabat sebagai Direktur PGAK Dian Mandala
  • P. Metodius Sarumaha, OFMCap sebagai Ketua Komisi Kateketik Keuskupan Sibolga agar keduanya bekerjasama merintis pembukaan Program D2/D3 jurusan Guru Agama Katolik di Gunungsitoli.

Dari beberapa Perguruan Tinggi yang dihubungi, hanya IPI Malang yang bisa membuka peluang untuk membuka filialnya di Nias. Terjadilah komunikasi kedua belah pihak untuk bisa berdirinya Program D2/D3 Filial IPI Malang di Nias. Setelah adanya kesepakatan dengan pihak IPI Malang dan izin dari Dirjen Bimas Katolik, Drs. Wilhelm W. Ndruru sebagai calon Ketua Program D2/D3 Filial IPI Malang di Nias dan P. Metodius Sarumaha, OFMCap, sebagai Moderator, bersama Selestinus Laia, A.Md sebagai Tata Usaha mulai bekerja dengan mengedarkan Brosur Penerimaan Mahasiswa Baru perdana pada Tahun Akademik 1991/1992. Mulai tahun 1991 itulah berdiri Program D2/D3 Filial IPI Malang di Nias yang menjadi cikal bakal berdirinya STP Dian Mandala Gunungsitoli secara otonom.

B. Berdirinya STP Dian Mandala Otonom
Dengan pengalaman selama 17 tahun bergabung dengan IPI Malang, Uskup Keuskupan Sibolga merasa sudah waktunya didirikan Perguruan Tinggi Agama Katolik Otonom di Keuskupan Sibolga untuk melepaskan dari filialitas IPI Malang. Melalui berbagai proses dan pertimbangan dari Dewan Imam Keuskupan Sibolga, Uskup Sibolga yang saat itu dijabat oleh Mgr. Dr. Ludovikus Simanullang, OFMCap (alm) menerbitkan Surat Keputusan Pendirian Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Dian Mandala Gunungsitoli, Keuskupan Sibolga Nomor : 050/KS-SK/2007 tertanggal 20 Desember 2007. Seterusnya menugaskan P. Dr. Marinus Telaumbanua, OFMCap (alm) untuk merintis pembukaan STP Dian Mandala Gunungsitoli. Untuk melancarkan pelaksanaan tugas ini, dilaksanakanlah serah terima jabatan Ketua Program D2/D3 Filial IPI Malang di Nias dari Zeno Halawa, S.Ag (alm) kepada P. Dr. Marinus Telaumbanua, OFMCap (alm) tgl 5 Maret 2008.

Dalam tempo yang terbilang singkat, P. Dr. Marinus Telaumbanua, OFMCap (alm) berhasil merampungkan semua dokumen dan persyaratan berdirinya Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Dian Mandala Gunungsitoli, Keuskupan Sibolga. Terbitlah Surat Keputusan Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI Nomor: DJ.IV/Hk.00.5/137/2008 tanggal 13 Agustus 2008 tentang Izin Operasional Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Dian Mandala Gunungsitoli, Keuskupan Sibolga. Mendahului terbitnya SK Izin Operasional STP Dian Mandala Gunungsitoli, telah dibuka pendaftaran calon mahasiswa baru sejak bulan Mei 2008. Pada tanggal 26 Agustus 2008, disahkanlah Kemandirian STP Dian Mandala Gunungsitoli lepas dari filialitas IPI Malang oleh Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI yang dijabat oleh Drs. Stef Agus bersama Uskup Sibolga Mgr. Dr. Ludovikus Simanullang, OFMCap (alm) dan Bupati Nias Binahati B. Baeha, SH. Dengan demikian, berjalanlah Tahun Akademik perdana bagi mahasiswa baru STP Dian Mandala Gunungsitoli Tahun Akademik 2008/2009. Bersamaan dengan itu terjadilah peralihan mahasiswa filial IPI Malang ke STP Dian Mandala otonom.

Setahun kemudian, persisnya tanggal 29 Agustus 2009 terjadi peresmian dan pemberkatan gedung STP Dian Mandala Gunungsitoli oleh Uskup Sibolga Mgr. Dr. Ludovikus Simanullang, OFMCap (alm) bersama Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI dan Bupati Nias. Ketua STP Dian Mandala dijabat oleh P. Dr. Marinus Telaumbanua, OFMCap (alm) dan mulai pada tahun itu gedung baru STP Dian Mandala Gunungsitoli menjadi tempat perkuliahan tetap sampai saat ini. Dua tahun kemudian, STP Dian Mandala memperoleh status โ€œTerdaftarโ€ sesuai Surat keputusan Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI Nomor: Dj.IV/Hk.00.5/200/2010 tanggal 15 Oktober 2010. Dalam perjuangan untuk terakreditasi oleh BAN-PT, STP Dian Mandala Gunungsitoli memperoleh perpanjangan izin operasional, yaitu: pada tahun 2012 melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI Nomor: DJ.IV/Hk.00.5/64/2012 tanggal 21 Mei 2012 dan pada tahun 2017 melalui Surat Keputusan Dirjen Bimas Katolik Kemenag RI Nomor 2436 Tahun 2017 tanggal 27 September 2017. Pada tahun 2014, STP Dian Mandala sempat mengajukan Borang Akrditasi ke BAN-PT, tetapi hanya berhasil mendapat nilai โ€Cโ€ dan kembali berjuang untuk mengajukan borang akreditasi STP Dian Mandala Gunungsitoli pada tahun 2020 ini.

C. Keadaan Lulusan STP Dian Mandala Otonom
Pada tahun akademik 2008/2009, diterimalah mahasiswa perdana di STP Dian Mandala Gunungsitoli dengan rincian:

  • Pindahan dari filial IPI Malang di Nias, 34 orang
  • Mahasiswa Regular 56 orang

Berikut ini, keadaan lulusan sampai dengan tahun 2019, setelah penerimaan mahasiswa perdana:

  • Lulusan 2010 berjumlah: 14 orang
  • Lulusan 2011 berjumlah: 15 orang
  • Lulusan 2012 berjumlah: 78 orang
  • Lulusan 2013 berjumlah: 141 orang
  • Lulusan 2014 berjumlah: 78 orang
  • Lulusan 2015 berjumlah: 119 orang
  • Lulusan 2016 berjumlah: 48 orang
  • Lulusan 2017 berjumlah: 26 orang
  • Lulusan 2018 berjumlah: 32 orang
  • Lulusan 2019 berjumlah: 32 orang

Total: 578 orang

D.ย  Keadaan Mahasiswa Tahun Akademik 2019/2020
Berikut adalah keadaan mahasiswa STP Dian Mandala yang tercatat pada tahun akademik 2019/2020:

  • Angkatan 2015 berjumlah: 8 orang
  • Angkatan 2016 berjumlah: 66 orang
  • Angkatan 2017 berjumlah: 118 orang
  • Angkatan 2018 berjumlah: 120 orang
  • Angkatan 2019 berjumlah: 78 orang

Total: 390 orang

E. Keadaan Dosen
1) Dosen Tetap:
(a) Yang memiliki Jabatan Akademik Lektor Kepala: 1 orang
(b) Yang memiliki Jabatan Akademik Lektor: 6 orang
(c) Yang memiliki Jabatan Akademik Asisten Ahli: 6 orang
(d) Yang Bersertifikat: 12 orang
(e) Yang belum memiliki Jabatan Akademik: 4 orang
Jumlah = 17 orang

2) Dosen Tidak Tetap: 6 orang

F. Keadaan Pegawai
Jumlah Pegawai tetap: 3 orang
Jumlah Pegawai Tidak tetap: 5 orang

Gunungsitoli, 07 Maret 2020

Selestinus Laia, A.Md
(Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan
STP Dian Mandala Gunungsitoli)

SANGGAR SOHAGAINI STP DIAN MANDALA GUNUNGSITOLI RAIH JUARA I PADA LOMBA KREASI TARI TUWU

Dalam rangka Pelantikan DPW Gerakan Peduli Pendidikan, Sosial dan Budaya (GEPPSIB) se-Kepulauan Nias dan Pelaksanaan Lomba Kreasi Tari Tuwu, maka Sanggar Sohagaini STP Dian Mandala Gunungsitoli meraih Juara I pada Lomba Kreasi Tari Tuwu. Kegiatan ini diikuti oleh 8 kontingen yang dilaksanakan di Aula Gereja Katolik Santa Maria Bunda Para Bangsa Gunungsitoli, Minggu (01/03/2020).

Event-event seperti ini tentu sangat disambut baik oleh lembaga STP Dian Mandala Gunungsitoli. Sebagai lembaga pendidikan, STP Dian Mandala Gunungsitoli terus berbenah dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan positif kemasyarakatan untuk mengkonkretkan Tridarma Perguruan Tinggi, salah satunya yaitu pengabdian kepada masyarakat.

Dalam kesempatan yang baik ini, lembaga STP Dian Mandala Gunungsitoli mengucapkan banyak terima kasih kepada pelbagai pihak yang terlibat di dalamnya untuk menyukseskan setiap event. Lembaga STP Dian Mandala Gunungsitoli senantiasa bersyukur atas rentetan kejuaraan yang diraih, STP Dian Mandala Group Juara II pada Lomba Vokal Grup Piala KAPOLRES Nias 2020, (Sabtu/29/02/2020) dan Sanggar Sohagaini STP Dian Mandala Juara I pada Lomba Kreasi Tari Tuwu, (Minggu/01/03/2020).

STP Dian Mandala: โ€œBercahayalah!โ€