Perpanjangan Jabatan Fungsionaris STP Dian Mandala Gunungsitoli

Hari ini Jumat (28/02/2020) dilaksanakan perpanjangan jabatan fungsionaris STP Dian Mandala oleh pengurus Yayasan Budi Bakti Keuskupan Sibolga di Auditorium STP Dian Mandala Gunungsitoli. Kegiatan yang dimaksud dihadiri oleh pembina, pengawas dan pengurus Yayasan Budi Bakti Keuskupan Sibolga serta para fungsionaris, dosen dan staf-pegawai STP Dian Mandala Gunungsitoli.

Dalam laporan Ketua STP Dian Mandala Gunungsitoli, Fransiskus T. S. Sinaga, S.Ag., M.Th mengatakan bahwa seiring berjalannya waktu lembaga STP Dian Mandala semakin mengalami perkembangan yang signifikan baik secara kuantitas-kualitas mahasiswa dan dosen, penataan administrasi, peningkatan sarana-prasarana dan berbagai bentuk pengabdian lainnya di tengah-tengah masyarakat. Kegiatan yang telah terlaksana selama kepemimpinan fungsionaris di periode 2017-2020 tentu sudah dimuat dalam bentuk tulisan. Hal ini merupakan bentuk transparansi dari fungsionaris dan hasil kerja sama dari berbagai pihak, ungkapnya.

Bartolomeus Sihite, S.Ag., Lic.Miss., sebagai Sekretaris Yayasan Budi Bakti Keuskupan (mewakili ketua YBB KS) mengungkapkan bahwa kami menyambut baik bentuk transparansi selama tiga tahun dalam memimpin lembaga STP Dian Mandala Gunungsitoli sebagai wadah pendidikan. Selain itu, juga diucapkan banyak terima kasih kepada fungsionaris karena telah mengembangkan STP Dian Mandala Gunungsitoli ke arah yang lebih baik. Yayasan selalu berharap kepada fungsionaris periode 2020-2023 untuk tetap menjalankan tugas ini ke depan sehingga cita-cita bersama dapat tercapai, tegas Sekretaris YBB KS.

Adapun fungsionaris dengan masa jabatan 2020-2023 atau tiga tahun ke depan adalah:

  • Fransiskus T. S. Sinaga, S.Ag., M.Th., sebagai Ketua STP Dian Mandala Gunungsitoli
  • Alexius Poto Obe, S.S., M.Hum., sebagai Wakil Ketua I STP Dian Mandala Gunungsitoli
  • Paulinus K. Ndoa, S.Ag., M.Pd., sebagai Wakil Ketua II STP Dian Mandala Gunungsitoli
  • Sitepanus Zebua, S.Ag., M.M., sebagai Wakil Ketua III STP Dian Mandala Gunungsitoli

Selamat dan sukses kepada seluruh fungsionaris semoga amanah terhadap tugas yang diemban dan dapat dilaksanakan dengan baik.

STP Dian Mandala: “Bercahayalah!”

Misa Rabu Abu di STP Dian Mandala Gunungsitoli

Tak terasa hari, minggu, bulan dan bahkan tahun terus berganti. Demikian masa dalam liturgi Gereja Katolik pun tak terasa terus berganti seperti masa natal dan masa biasa yang sudah kita lalui, namun kini kembali kita memasuki masa prapaskah tahun 2020. Umat Katolik menjalani masa prapaskah mulai dari Rabu Abu, 26 Februari 2020 sampai 11 April 2020 sebelum vigili paskah.

Oleh karena itu, STP Dian Mandala Keuskupan Sibolga mengawali masa prapaskah tahun 2020 ini dengan merayakan Misa Rabu Abu di lingkungan kampus yang diikuti oleh dosen, staf-pegawai dan mahasiswa pada hari Rabu, (26/02/2020) pukul 09.30 WIB sampai selesai.

Misa Rabu Abu dipimpin oleh Ketua STP Dian Mandala P. Fransiskus T. S. Sinaga, Pr., dan didampingi Wakil Ketua I yaitu P. Alexius Poto Obe, Pr. Misa Rabu Abu ditandai dengan pemberian abu di dahi yang berbentuk salib.

Dalam khotbahnya dan bahkan di laman facebook Dian Mandala, P. Fransiskus T. S. Sinaga, Pr., banyak memberi penekanan “Mari… Saya, Anda dan Kita semua berbalik kepada Allah!”.

Kalau Kita melintas di Jembatan Nou dekat Pasar Ya’ahowu, Kota Gunungsitoli sudah terpampang iklan rokok sampoerna “LO YANG SALAH LO YANG GALAK”. Sepintas kalimat ini kurang bermakna tapi kalau Kita renungkan maknanya sangat dalam dan luas. Pesan kalimat ini juga sangat tegas, terang, jelas, dan kuat serta menantang Kita.

Di awal masa prapaskah di hari Rabu Abu ini, Kita umat Katolik mengawali Retret Agung. Dalam masa prapaskah ini, Kita disadarkan bahwa Allah adalah Maha Pengampun, Maha Pengasih, Panjang Sabar, Berlimpah Kasih Setia dan Maha Bijaksana. Karena itu, Kita jangan ragu akan pengampunanNya.

Sebagai manusia, Saya, Anda dan Kita semua pernah salah, berdosa, dan lalai. Pernyataan Kita dengan sikap marah/galak (seperti: manusia pertama, Adam dan Hawa. Begitu tahu Mereka berdosa, Mereka lari sembunyi dan menghindar dari Allah). Tentu, hal ini tidak sesuai dengan kehendak Allah. Allah mau agar Kita dengan rendah hati menyesal, sadar dan mengakui kelemahan Kita sendiri.

Dengan demikian, Kita disadarkan meskipun Kita bukan apa-apa, Kita manusia hina dan berdosa dengan simbol Abu yang Kita terima, tapi di mata Tuhan Kita adalah segalanya dan berharga di hadapan Tuhan. Allah menuntun/mengarahkan Kita untuk berbalik kepadaNya. Kita yang bersalah, berdosa, dan tak layak ini mohon ampun kepadaNya dan bukan sebaliknya menjadi marah/galak kepada sesama serta kepada Tuhan.

Paus Fransiskus dalam Surat Gembalanya tahun 2020 menyapa Kita agar Kita sadar bahwa dasar pertobatan adalah misteri paskah (wafat dan kebangkitan Kristus). Karena itu, Paus Fransiskus menyerukan pertobatan (ber-metanoia). Melalui seruan itu, menyadarkan Kita bahwa Allah sangat merindukan berdialog dengan Kita (lewat doa) dan sekaligus mendorong Kita agar mau rela hati untuk berbagi atas apa yang Kita miliki dengan tidak hanya “disimpan” begitu saja.

Sebagai penutup dari khotbahnya, P. Fransiskus T. S. Sinaga, Pr., menegaskan bahwa semuanya mau mendidik hati, sangar suci Kita agar tetap rendah hati, bertobat untuk mengakui kesalahan, kelemahan dan dosa Kita di hadapan Tuhan. Hari ini, Kita akan menerima atau ditandai dengan Abu sebagi tanda pertobatan Kita. Mari berbalik kepada Allah, mengoyakkan hati, menyesal/menangis atas dosa dan ber-metanoia serta tidak mengikuti slogan rokok sampoerna “LO YANG SALAH LO YANG GALAK”

Selamat memasuki Retret Agung…!!!